Dan Paris pun terguncang. Dari rilis resmi, 153 orang
telah terenggut nyawanya dalam tragedi Jumat (13/11). Bom meledak atau
diledakkan di enam titik di kota kiblat fashion dunia itu. Menilik dari jumlah
korbannya, peristiwa ini boleh jadi merupakan salah satu peristiwa terorisme
terbesar di Eropa sejak Perang Dunia ke-II. Mata dunia pun berduka atas
peristiwa ini.
Baik, kita boleh bersedih dan berduka untuk korban Paris.
Tetapi jangan lupakan, ada kelompok yang juga menjadi korban dari tragedi ini.
Mereka memang tidak mengalaminya langsung, tapi kelompok ini akan menjadi salah
satu yang paling merasakan pahitnya tragedi pengeboman Paris. Mereka adalah
komunitas Muslim di Eropa, terutama yang berada di negara Prancis.
Saudara-saudara kita harus bersiap-siap untuk menerima
perlakuan tidak menyenangkan dari warga Barat yang termakan hasutan media. Dan
juga jangan lupakan, peristiwa superdahsyat telah terjadi dan sedang terjadi di
tanah negeri-negeri Islam. Di Palestina, Afghanistan, Irak, Suriah, Rohingnya,
dan lain-lain. Kemana suara empati dunia untuk kesewenang-wenangan yang
terlestari terus-menerus itu. Semua seperti mendadak tuli, buta, dan bisu.
Kolaborasi kaum musyrikin dengan Muslim yang faasiqiin
dan munafiqin, semakin meringkihkan keadaan umat Islam. Berharap kepada
saudaranya yang seiman, sayangnya mereka lebih asyik menikmati ingar-bingar
kemaksiatan dan gemerlap dunia. Mereka cuek, masa bodoh dan tidak mau peduli
sedikit pun terhadap keadaan saudaranya yang seiman.
Subhanallah, keadaan ini persis dengan apa yang telah
Rasulullah sampaikan 15 abad silam. Dari Tsauban RA Rasulullah SAW bersabda,
"Hampir terjadi kelak keadaan yang mana umat-umat lain akan mengerumuni
kalian bagai orang-orang rakus yang makan mengerumuni makanannya." Salah
seorang sahabat berkata, "Apakah karena sedikitnya kami ketika itu?"
Nabi SAW berkata: bahkan, pada saat itu kalian banyak jumlahnya, tetapi kalian
bagai ghutsa'(buih kotor yang terbawa air saat banjir). Pasti Allah akan cabut
rasa segan yang ada di dalam dada-dada musuh kalian, kemudian Allah campakkan
kepada kalian rasa wahn. Kata para sahabat, "Wahai Rasulullah, apa
wahnitu? Beliau bersabda, `Cinta dunia dan takut mati'." (HR Abu Daud No
4297, Ahmad 5/278).
Ya, kita lebih mencintai dan menikmati urusan dunia,
sampai-sampai setiap hari darah tumpah di bumi Islam, kita tidak mengetahuinya.
Ikhwah, semakin takutlah kepada Allah. Tetapkan diri dalam istiqamah. Bangunlah
shalat malam, selalu berjamaah Subuh di masjid. Hidupkan hati dengan zikir dan
selalu jaga wudhu. Hidupkan sunah Rasulullah. Bimbing dan selamatkan keluarga.
Bergabunglah dengan para sahabat yang saleh. Dengarkan nasihat hikam.
Bergurulah kepada ulama istiqamah. Hadirilah majelis ilmu dan zikir.
Lalu, maksimalkan perhatian, pikiran, harta, dan doa
terhadap keadaan umat Islam. Terutama sederhanalah, jangan banyak tertawa dan
jaga perasaan. How can we sleep on the blood of syuhada Palestina, Afghanistan,
Irak, Suriah, Afrika. Tetaplah bangga dengan Islam. Teruslah kibarkan panji
dakwah Islam.
Sikap ini pasti akan dianggap asing, aneh, kampungan, sok
alim, ekstrem, bahkan dituduh teroris. Rasulullah bersabda, "Islam muncul
dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana munculnya. Karena itu, beruntunglah
orang-orang yang asing," (HR Muslim). Allahummaya Allah selamatkanlah
kami, keluarga kami, negeri kami, seluruh umat Rasulullah yang sangat kami
cintai.Amin.
(Da'wah, hidayah, hikmah, keyakinan, pendidikan, syukur, sabar, takwa, )
***) Muhammad Arifin Ilham
Tidak ada komentar:
Posting Komentar