Selasa, 30 Desember 2014

KESALEHAN SOSIAL SEORANG NOTARIS


 Tokoh, Perbuatan.     Erry Gustion, SH, M.kn, seorang notaris yang bekerja di wilayah kota Palembang Saat ini Erry yang sering disapa oleh teman-temannya Bowie ini, sedang sibuk-sibuknya mengurasi warga kota yang berurusan soal kenotariatan. Baik itu perizinan, membuat akte maupun perusahaan yang ingin memperoleh Legalitas.
Kesibukannya di bidang kenotarisan tidaklah lalu melupakannya menekuni kegiatan sosial, Kalau boleh menggunakan kalimat para ustadz, pria muslim ini, bekerja sambil beramal. Itu merupakan falsafah hidup yang di lakoninya sehari-hari. Agaknya, ia sangat memahami kenyataan di tengah masyarakat, yang masih banyak membutuhkan uluran tangan untuk membantu mereka. Apalagi bila masalahnya terkait dengan kehidupan fisik. Tentu harus ada orang yang memiliki kepedulian.
Itu pula yang kemudian menuntutnya untuk ikut menekuni organisasi sosial yang langsung menangani orang orang cacat fisik. Pria yang baru berusia 41 tahun ini telah bergabung dengan sebuah organisasi bernama Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI) untuk wilayah operasional Sumatera Selatan.
Tokoh, Perbuatan.     Ia dilantik menjadi Ketua LCKI Sumsel, melalui SK No/Skep/17/VII/2012/LCKI tanggal 27-agustus-2012 Sejak itu ia pun tidak berhenti untuk bisa sedikit membantu mereka yang cacat fisik di daerah ini. “Apa yang saya lakukan juga belum bisa menyentuh semua penyandang cacat. Baru sedikit, Masih kita butuhkan relawawan yang bisa menuntaskan masalah mereka.
Menurutnya, menolong sesama sebenarnya sudah menjadi tugas dan tanggung jawab bagi kita bersama sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. Tinggal bagaimana niat kita untuk mewujudkan kesertaan kita dalam kegiatan amal semacam ini.
Setelah memberikan bantuan sebanyak 167 tangan dan kaki palsu, datang pula rezeki maka kemudian melakukan pengukuran tangan dan kaki palsu lagi untuk 140 kaki palsu dan tangan palsu. Kesemua itu telah di serahkannya pada 31 agustus 2013 lalu di Jalan Kebun Jahe Palembang.
Menurutnya, untuk mencapai tujuan kegiatan ini, dirinya merasa perlu membantu sesama khususnya kaum disabilitas ( cacat tubuh ) ini. Ia menyadari masih  sedikit masyarakat yang peduli, khususnya kepada kaum disabilitas ini. Tapi, walaupun kami baru, kami satu-satunya lembaga swadaya masyarakat untuk Sumatera Selatan yang peduli terhadap kaum disabilitas, berharap ada lagi yang lain yang peduli. Bowie menjelaskan LCKI berdiri paa tahun 2005 oleh Bapak Dai Bachtiar, ujar Alumnus S2 Universitas Sriwijaya ini.
Tokoh, Perbuatan.    Selain kegiatan ini, Bowie juga membantu unit usaha kepada mereka masyarakat yang pengangguran agar mandiri. “Kita menfasilitasi mereka dengan gerobak jualan beserta dagangannya. Jadi merek hanya menyiapkan tenaga dan diajari bagaimana cara pemasarannya. “Saat ini jumlah gerobak yang kita miliki sebanyak 25 gerobak,” kata suami Tanti Apriani ini. Menurutnya semua fasilitas gerobak dan kebutuhan lainnya seperti gas da kompornya di berikan secara gratis (free). Kedepan katanya pihaknya akan mengajari mereka agar bisa berwirausaha dan mengarahkannya kepada jiwa enterpreneur.” Makanya kedepannya kami akan membuat unit-unit usaha yang Lainnya di LCKI contohnya seperti memproduksi pempek, bakso tekwan dan model, jadi merekalah yang akan menjalanin unit usaha kita.”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar