hidayah, keyakinan, takwa. Satu hari pada musim dingin dan bersalju, Elena Banks
berdiri di luar sebuah abngunan kayu tua. Rumah tua ini termasuk bangunan kumuh
yang terletak di ibu kota Latvia., Riga. Banks mencoba mencari pintu dari
bangunan tua itu.
Bangunan kumuh tersebut merupakan Muslim Islamic Center
di Latvia (MICL). Ia tahu berada di alamat yang tepat. Namun, Banks tak
menemukan tanda tanda jelas bahwa bangunan tua ini termasuk sebuah tempat.
Hanya ada papan kayu keil di bawah jendela dengan tulisan berbahasa Arab.
Akhirnya, Banks disambut oleh pemimpin Muslim Islamic
Centre in Latvia (MICL). Mamound Saeed. Saeed keluar dan menemui Banks. Saaed
mempesilahkan sang pengunjung masuk ke MICL. Pria itu menuntun Banks menuruni
tangga sempit melewati sejumlah ruangan kecil dan beberapa kamar gelap menuju
ke rung bawah tanah.
Ruangan ini, dulunya merupakan sebuah gereja. Di sudut
ruangan samr samar terlihat sebuah petunjuk yang mengarah ke Makkah. Sedangkan
altar peninggalan gereja, telah disisihkan. Jumlah umat Islam di negara yang
terletak di kawasan Baltik,Eropa Utara, ini berkisar dari 500 hingga 10 ribu
jiwa. Jumlah tersebut secara bertahap meningkat.
Lima kali sehari, Muslim Latvia yang kebanyakan berasal
dari Sudan, Pakistan, dan Maroko beribadah. Suara Azan selalu membangkitkan
jiwa semua Muslim di Latvia dan dunia untuk mendirikan shalat.
Seorang Mualaf asli Latvia, Dagnia Kirkoz, mengungkapkan
lebih memilih Islam karena ia merasa selalu bersama Allah SWT konversi ke Islam
memberinya ketenangan psikologis. “Hadiah yang tidak pernah bisa nikmati
sebelum saya berkomunikasi dengan Allah SWT.” Kata Kirkos yang berasal dari
Madona, namun menetap beirut.
Hidayah, keyakinan, takwa. Menurut MICL, ada sekira 10 ribu Muslim yang tinggal di
negara dengan populasi kurang lebih dua juta jiwa itu. Antara 70 sampai 200
mahasiswa internasional atau mantan siswa di Latvia. Berasal dari negara-negara
Muslim, seperti Suriah, Palestina, Pakistan, dan Bangladesh, Muslim asal Rusia
dan Latvia juga banyak. “Kita semua menyatu Islam tak mengenal kewarganegaraan,”
kata Saeed yang berasal dari Sudan.
Ia megungkapkan, kejelasan mengenai permukiman dan
pertumbuhan komunitas Muslim di Latvia kurang terdata dengan baik. Namun seorang sejarawan, Vladislav
Scherbeinsky, menyakini bahwa umat Islam pertama berada di Riga pada 1902M.
Pada 1902 jamaah Muslim secara resmi berdiri dan diakui
oleh pemerintah. Mayoritas muslim yang berada di Latvia pada awal abad ke-20
dikenakan wajib militer oleh tentara Rusia.
Setelah dibebaskan dari layanan wajib militer, sebagian
besar Muslim ini berangkat ke Moskow. Hampir semua Muslim di Latvia beraliran
Suni. Ada 3 juga sebagian yang aktif sebagai Muslim Ahmadiyah.
Saaed pertama kali datang ke Latvia pada 1989 untuk
belajar. Menurutnya, Muslim lebih banyak menikmati kebebasan selama masa Uni
Soviet daripada beberapa tahun belakangan ini.
Pemerintah, saat itu bahkan memberikan umat Islam ruang
khusus di asrama mahasiswa untuk beribadah. Tetapi sekarang, situasi tampak
lebih rumit.
Saeed berharap umat Islam Latvia selalu berpegang teguh
pada Alquran. Kitab suci ini selalu mengajarkan Muslim tentang agama dan
toleransi sesama manusia.
Namun, Saeed enggan berbicara, seperti apakah realisasi
dan kapan proyek ini akan terwujud. Pembangunan masjid dengan luas sekira 3000
meter persegi diharapkan terkabul pada masa mendatang. “Kami tidak mendapat
bantuan internasial,” katanya.
***)republika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar