Rabu, 31 Desember 2014

BERIBADAH DITENGAH KETERASINGAN

 BERIBADAH DITENGAH KETERASINGAN

hidayah, keyakinan, takwa.      Satu hari pada musim dingin dan bersalju, Elena Banks berdiri di luar sebuah abngunan kayu tua. Rumah tua ini termasuk bangunan kumuh yang terletak di ibu kota Latvia., Riga. Banks mencoba mencari pintu dari bangunan tua itu.
Bangunan kumuh tersebut merupakan Muslim Islamic Center di Latvia (MICL). Ia tahu berada di alamat yang tepat. Namun, Banks tak menemukan tanda tanda jelas bahwa bangunan tua ini termasuk sebuah tempat. Hanya ada papan kayu keil di bawah jendela dengan tulisan berbahasa Arab.
Akhirnya, Banks disambut oleh pemimpin Muslim Islamic Centre in Latvia (MICL). Mamound Saeed. Saeed keluar dan menemui Banks. Saaed mempesilahkan sang pengunjung masuk ke MICL. Pria itu menuntun Banks menuruni tangga sempit melewati sejumlah ruangan kecil dan beberapa kamar gelap menuju ke rung bawah tanah.
Ruangan ini, dulunya merupakan sebuah gereja. Di sudut ruangan samr samar terlihat sebuah petunjuk yang mengarah ke Makkah. Sedangkan altar peninggalan gereja, telah disisihkan. Jumlah umat Islam di negara yang terletak di kawasan Baltik,Eropa Utara, ini berkisar dari 500 hingga 10 ribu jiwa. Jumlah tersebut secara bertahap meningkat.
Lima kali sehari, Muslim Latvia yang kebanyakan berasal dari Sudan, Pakistan, dan Maroko beribadah. Suara Azan selalu membangkitkan jiwa semua Muslim di Latvia dan dunia untuk mendirikan shalat.
Seorang Mualaf asli Latvia, Dagnia Kirkoz, mengungkapkan lebih memilih Islam karena ia merasa selalu bersama Allah SWT konversi ke Islam memberinya ketenangan psikologis. “Hadiah yang tidak pernah bisa nikmati sebelum saya berkomunikasi dengan Allah SWT.” Kata Kirkos yang berasal dari Madona, namun menetap beirut.
Hidayah, keyakinan, takwa.    Menurut MICL, ada sekira 10 ribu Muslim yang tinggal di negara dengan populasi kurang lebih dua juta jiwa itu. Antara 70 sampai 200 mahasiswa internasional atau mantan siswa di Latvia. Berasal dari negara-negara Muslim, seperti Suriah, Palestina, Pakistan, dan Bangladesh, Muslim asal Rusia dan Latvia juga banyak. “Kita semua menyatu Islam tak mengenal kewarganegaraan,” kata Saeed yang berasal dari Sudan.
Ia megungkapkan, kejelasan mengenai permukiman dan pertumbuhan komunitas Muslim di Latvia kurang terdata dengan  baik. Namun seorang sejarawan, Vladislav Scherbeinsky, menyakini bahwa umat Islam pertama berada di Riga pada 1902M.
Pada 1902 jamaah Muslim secara resmi berdiri dan diakui oleh pemerintah. Mayoritas muslim yang berada di Latvia pada awal abad ke-20 dikenakan wajib militer oleh tentara Rusia.
Setelah dibebaskan dari layanan wajib militer, sebagian besar Muslim ini berangkat ke Moskow. Hampir semua Muslim di Latvia beraliran Suni. Ada 3 juga sebagian yang aktif sebagai Muslim Ahmadiyah.
Saaed pertama kali datang ke Latvia pada 1989 untuk belajar. Menurutnya, Muslim lebih banyak menikmati kebebasan selama masa Uni Soviet daripada beberapa tahun belakangan ini.
Pemerintah, saat itu bahkan memberikan umat Islam ruang khusus di asrama mahasiswa untuk beribadah. Tetapi sekarang, situasi tampak lebih rumit.
Saeed berharap umat Islam Latvia selalu berpegang teguh pada Alquran. Kitab suci ini selalu mengajarkan Muslim tentang agama dan toleransi sesama manusia.
Namun, Saeed enggan berbicara, seperti apakah realisasi dan kapan proyek ini akan terwujud. Pembangunan masjid dengan luas sekira 3000 meter persegi diharapkan terkabul pada masa mendatang. “Kami tidak mendapat bantuan internasial,” katanya.



***)republika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar