Keyakinan,tawakal. Dua pekan menjelang pergantian tahun masehi.
Dari 2014 ke 2015, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengingatkan umat Islam untuk
tidak ikut merayakannya. Sebab, perayaan tahun baru Masehi merupakan bagian
dari syiar agama lain.
“Umat Islam tidak perlu
mencampuri urusan agama lain. Maka,untuk tahun baru Masehi, kita ambil
kesempatan liburnya saja.” ujar Wakil
Sekretaris MUI. Umat Islam, menurut dia, sebaliknya juga memafaatkan hari libur
1 Januari 2015 secara Islami. Misalnya, dengan beristirahat atau berkumpul
bersama keluarga di kediaman masing-masing. Lebih baik lagi bila umat Islam
memanfaatkan hari libur itu dengan menyemarakkan tabligh di masjid-masjid.
Dengan demikian, hari libur bisa menjadi waktu yang tepat guna dan terhindar
dari sikap mubazir.
Dalam agama Islam, kata
Tengku, hal yang diuatamakan dalam setiap perayaan hari besar adalah intropeksi
diri secara kolektif sehingga akan terjadi perbaikan pada masyarakat.
Ketua Ikatan Dai Indonesia
(Ikadi) Ahmad Satori Ismail mengungkapkan hal senada. Ia mengatakan, perayaan
tahun baru Masehi bukanlah untuk umat Islam. Karena itu, lebih baik umat Islam
memandangnya dari segi formalitas, yakni adanya hari libur nasional.
Keyakinan, tawakal. Libur
nasional itu pun, menurut Ahmad Satori, sebaiknya diisi dengan aktivitas syiar
Islam, seperti meramaikan vitas syiar Islam, seperti meramaikan masjid dan
majelis ilmu. Ini semata-mata agar umat Islam lebih menggiatkan muhasabah
kolektif.
Sepertinya halnya Tengku, ia
pun menyambut baik salah satu bentuk muhasabah itu, yakni Zikir Nasional yang
digelar pada malam pergantian tahun baru Masehi. Ia berpendapat, kegiatan doa
dan zikir bersama seperti itu sangat penting sebagai penguat ukhuwah dan
keselamatan bangsa Indoensia. Selain itu, kesempatan berhari libur menjadi
tidak diawali dengan nuansa hura-hura, seperti menyalakan petasan atau kembang
api, meniup trompet, atau jalan-jalan yang sifatnya konsumtif.
Keyakinan,tawakal. Mengenai harapan pada 2015, Tengku
berharap, umat Islam dan simbol-simbol keagamaan Islam tidak lagi terpinggirkan
di Indoenesia. Sebab, pada pengujung tahun ini, ia mulai melihat adanya upaya
untuk meminggirkan Islam dari ruang ruang publik.
Ia menyebut contoh, aksi
penyiaran agama yang cenderung memurtadkan sebagian Muslimin di tempat umum.
Selain itu, muncul pula beberapa wacana pemerintah yang terkesan memancing
kecaman umat Islam.
Sedangkan, Ahmad Satori
berharap, pada 2015, para pemimpin negeri ini lebih bijak dalam menjalankan
tugas. Ia pun mengimbau para elite Muslim di Indonesia agar memohon petunjuk
Allah dalam memajukan bangsa dan negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar