Selasa, 09 Desember 2014

CENDEKIAWAN PALESTINI KELAS DUNIA


Kisah, Hidayah.           Barangkali, nama Ismalil Raji al-Faruqi bagi publik Tanah Air memang sedikit asing. Namun, di kalangan cendekiawan Muslim dunia, namanya cukup diperhitungkan dalam menyumbangkan intelektualisme universal dan berbagai proyek keilmuan lain di dunia Barat dan Islam. Ismail Raji al-Faruqi merupakan toko intelektual kelahiran Palestina, ia lahir di Jaffa, 1 januari 1921.
Pada saat itu, Palestina masih berada dalam penjajahan Inggris dan belum diduduki Zionis Israel. Al-Faruqi menjalani masa-masa pendidikannya di lebanon sejak 1926 hingga 1936. Ia kemudian melanjutkan pendidikan tingginya di American University di Beirut, Lebanon, pada 1941. Sekembalinya dari Lebanon, di bawah mandat Pemerintah Inggris. Ia kemudian diangkat menjadi gubernur di wilayah Galilea.
Ia menjadi gubernur terakhir di wilayah ini, sebelum akhirnya Zionis Israel mengambil alih wilayah Palestina pada 1947. Peperangan kelompok Arab dengan Israel untuk mengambil alih kembali tanah Palestina membuatnya memilih hijrah ke Amerika Serikat. Di Negeri Paman Sam inilah, ia kemudian menekuni   dunia Intelektual  dan melanjutkan   studi akademik masternya di Universitas Indiana pada 1949.
Ia pun mendapatkan gelar master keduanya di Universitas Harvard. Pengetahuan akademisnya di lembaga pendidikan Barat tidak membuatnya berhenti menimba ilmu. Al-Faruqi pun kemudian melanjutkan studinya ke Universitas Al Azhar di Kairo Mesir, untuk mendalami ilmu-ilmu agama selama empat tahun. Keinginan untuk terus menuntut ilmu ini tidak berhenti.
Ia kemudian berkiprah sebagai pengajar di Universitas McGill, Montreal,Kanada, selama dua tahun pada 1959. Setelah itu, akhirnya ia memustuskan pindah ke Karachi, Pakistan, untuk ikut serta dalam kegiatan keilmuan di Central Institute for Islamic Research. Al-Faruqi terkenal dengan konsep dan Kisah, Hidayah.           gagasannya itu telah mengilhami berdirinya berbagai megaproyek keilmuan. Semisal International Instituteof Islamic Thought (IIIT) di Amerika Serikat dan lembaga sejenis di Malaysia.
Kisah.        Berkat dia pula, agenda besar ‘Islamisasi Ilmu pengetahuan’ hingga kini tumbuh dan berkembang di berbagai negara. Proyek Pan-Islamisme Jamaluddin al-Afghani pun dilanjutkannya walau hasilnya tak optimal. Itulah, antara lain, kiprah Ismail Raji al-Faruqi.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar