Keyakinan dengan pribadi Rasulullah SAW
begitu agung, budi pekertinya luhur, teladan bagi umat manusia sepanjang masa.
Keagungan tersebutlah yang menginspirasi Cerrah. Pemilik nama lengkap Myriam
Francois Cerrah ini lahir dan besar di lingkungan Katolik skeptis. Semula, nama
Muhammad SAW yang ia dengar tak lebih dari sekedar pria yang mempunyai misi penting
dari Tuhan. Muhammad seperti pendahulunya, Musa, Yesus, dan Ibrahim.
Saat itu, pada 2003, usianya baru 21
tahun ia sedang mengenyam pendidikan sarjana di Universitas Cambridge, Jurusan
filsafat. Ia tak semata-mata mengagumi Muhammad begitu saja. Ia ingin mencari
sosok tahu seperti apa sosok yang sering di remehkan oleh banyak orang itu.
“Aku percaya pada tuhan, tapi tidak dengan agama ku,”
Keyakinan, Cerrah kagum dengan
sosok Muhammad yang membawa pesan untuk umatnya. Muhammad selalu memberi contoh
dengan tindakan, seperti menjauhi hal-hal buruk. Selain itu, ia juga menanamkan
agar membalas kejahatan yang kita terima dengan kebaikan. Ini lantaran Islam
menekankan, Allah SWT Maha adil dan akan berbuat adil pada manusia. Manusia pun
memiliki tanggung jawab moral dan kewajiban di hadapan tuhan untuk selalu
menegakkan keadilan.
Cerrah mengaku sangat menyukai sabda
Nabi Muhammad yang mengajarkan pada umatnya untuk memaafkan seseorang yang
melakukan kejahatan padamu. Selalu berbuat baik, apalagi kepada seseorang yang
selalu menyakitimu. Dan selalu berbicara tentang kebenaran, bahkan jika
itu bertentangan dengan apa yang terlintas di benakmu.
Saat ia mulai mempelajari Islam,
sejumlah temannya merasa akan ada hal buruk yang terjadi pada Cerrah. Kendati
demikian, mereka tetap mendukung keputusan Cerrah. Ia paham sekarang tugasnya
adalah membuat Islam tampil sebagai sebuah agama yang prestisius dan di
dihargai di London.
Menurutnya pula, Islam adalah validasi
yang baik untuk urusan internal pribadi seseorang dan sarana untuk memperbaiki
yang buruk. “Menjadi Muslim bukan berarti menghilangkan semua jejak
kita,”ujarnya. Sebuah Keyakinan, Sabar, dan rasa Syukur
pada-Nya.
***)ed:nashih nashrullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar