Pendidikan, menuju yang
baru. Berhijralah agar jiwa dan hati kita bertumbuh lebih baik dari
hari-hari yang lalau. Senarai peristiwa,, impian dan harapan yang lampau,
barangkali, masih membebat kita kita dimasa kini. Semua itu bisa jadi ada yang
menyala-nyala hingga menyuluh hidup kita, ada pula yang meredupkan dan
meninggalkan jelaga di benak kita. Dan untuk yang
terakhirlah, kiranya, kita perlu berpindah. Kita harus
berubah. Kita harus belajar melupakan dan menggantinya yg lebih indah dan
tulus. Tidak perlu ragu meski itu hanya secuil. Yang penting berubah menjadi
lebih baik karena-Nya.
Pendidikan, Anda misalnya, ingin belajar
sedekah. Mulailah. Meski itu hanya dalam bilangan yg tidak wah. Tapi
berusahalah menjalaninya. Bukan sekedar mencatat dalam memo pribadi dan
akhirnya menguap bersama waktu. Tapi, Anda memang harus mengusahakannya,
memulai menjalaninya. Bukan hanya mencanangkannya sebagai resolusi hidup dalam
setahun kedepan, dan kemudian mengendur bersama pergantian kalender. Tapi Anda
memang mesti belajar untuk mengesekusinya dalam segera Hari ini detik ini
juga. Itu yang disebut berhijrah dan berubah.
Konon, saat kita memutuskan berhijrah,
segenap rahasia-Nya yg tidak kita sangka-sangka kerap menyapa hidup kita,
serupa terjaring oleh medan kebahagian yg lamat-lamat melingkupi jiwa kita. Itu
batiniah. Lahiriyah ? Tentu saja akan muncul dengan sendirinya dan waktu
yang akan menjawabnya.
Marilah sejenak kita tengok kembali masa
Hijrah Nabi pertama kali ke kota Madinah. Saat itu 23 September 266
M (8 Rabi’ul Awwal H), Rasulullah tiba di Quba (arah Barat dari Masjid
Nabawi yang jaraknya 5 Km dari sana), di Madinah Beliau disambut
begitu hangat dan suka ria. Setiap orang begitu sumringah atas hijrahnya.
Mereka yang selama ini hanya namanya dan mengimaninya di dada tiba-tiba bertemu
diri kinasihnya. Rindu rupa, rindu rasa, rindu sosoknya yang mulia selama ini
pun terobati. Bagi Rasulullah sendiri, lingkungan kondusif dan cita-cita
luhurnya saat berhijrah akhirnya terwadahi di kota yg dulu bernama
Yatsrib ini. Banyak kemajuan. Banyak hal-hal luar biasa yg terjadi saat beliau
berhijrah; ia membangun kesadaran baru dalam beragama, bermuamalah, bersosial
dan lai-lainnya. Kita tahu, dalam tarikh Islam, sejak hijrah Nabi ke Madinah
itu, kota ini kemudian masyur sebagai kota peradaban madani, kota Islam yg
beradab dan modern, yang menjadi rujukan Islam yang toleran, yang menghargai
keberbedaan, yang menghomati nilai-nilai humanisme.
Karenanya, kita berharap sepirit
pendidikan hijrah Nabi di atas akan juga ber-atsar yang sama saat kita
memutuskan berhijrah demi pribadi kita yang lebih baik. Sesuai namanya,
hijrah—yang dalam bahasa Arab- bermakna : perpindahan, kita juga berharap,
ketika kita berhijrah, kita mengalami perpindahan (perubahan) secara
pendidikan, spiritual dan sosial. Semoga. Wallahu’alam.
***) Hidayah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar