Rabu, 10 Desember 2014

BELAJAR DARI DUA KUDA


Kisah, Hidayah.       Seseorang pedagang mempunyai dua seekor kuda. Kuda tersebut dimanfaatkan untuk membawa barang dagangan. Seekor kuda membawa garam dan yang lainnya membawa kerang.
Ketika mereka melewati sebuah danau, kuda membawa garam turun ke danau untuk menghilangkan rasa haus. Ketika sang kuda keluar dari danau, dia terlihat segar bugar. Kuda pembawa garam, apa yang terjadi kepadamu? Mengapa kau terlihat begitu segar bugar? Bertanya kuda pembawa kerang.
Kuda pembawa garam berkata. “Ketika aku turun ke danau, awalnya aku tak merasakan apa-apa sampai aku merendam tubuhku  di dalamnya. Saat itu, aku merasa berat garam di penggungku meleleh bersama air danau. Saat keluar, aku merasa begitu ringan dan segar.               Tanpa berpikir panjang, kuda pembawa kerang pun turun ke danau berharap mendapatkan kesegaran sepeti kuda pembawa  garam. Sang kuda merendamkan tubuhnya dan meminum air danau sepuasnya. Tanpa ia sadari, kerang yang dibawanya terisi air.
Kisah, Hidayah.        Saat keluar dari danau, ia tidak merasa segar, justru sebaliknya merasa semakin berat. Saudaraku, itulah gambaran sebuah kehidupan. Terkadang kita sering mengikuti apa yang dilakukan orang lain tanpa menimbang manfaatnya bagi diri kita. Bukankah Allah SWT telah memberikan petunjuk akal bagi manusia guna membedakan yang haq dan yang batil?
“Sungguh kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS a-Tin 4). Ayat tersebut menjelaskan bahwa manusia merupakan makhluk Allah yang sempurna. Allah menyempunakan manusia dari bentuk dan petunjuk-NYA.
Allah meciptakan manusia dengan bentuk yang indah. Kemudian, Allah menyempurnakan nya dengan empat petunjuk,  yaitu insting, pancaindra ,akal pikiran, dan agama. Lalu, mengapa manusia tak memanfaatkan keempatnya untuk mencapai kebahagian hidup?
Sesuatu yang bermanfaat bagi seseorang belum tentu akan bermanfaat bagi manusia lainnya. Dan orang yang suka mengikuti orang tanpa alasan yang jelas, mereka itulah sebodoh=bodohnya manusia.


***)Robiatul Adawiyyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar