Hidayah,
Tuhan. Segala sesuatu yang akan terjadi mengenal
kehidupan diri sendiri ataupun sesuatu yang berhubungan dengan apa saja
yang akan mungkin terjadi di dunia ini, sudah tertulis sesuai dengan qadha’ dan
qadarnya. Tidak ada yang dapat mereka-reka kemungkinan yang akan terjadi nanti
atau esok lusa. Maka dari itu tiadalah guna bertumpang dagu memikirkan
kemungkinan keburukan yang akan datang di hadapanmu. Bukankankah dalam sebuah
hadist Rasulullah SAW bersabda,” ... ketauhilah bawa apa yang tidak menimpamu,
maka tidak akan pernah menimpamu sampai kapanpun.” Sabda lainnya dari
Rasulullah SAW;” Allah tidak akan menentukan qadha bagi hamba – Nya. Kecuali
qadha’ itu baik baginya.” (Al Hadist).
Dalam
Hadist Qudsi firman Allah SWT mengetengahkan. “Aku, sesuai dengan sangkaan
hamba-Ku kepada-Ku.” Baik sangka (husnudzdzon) kepada kemungkinan ketentuan
Allah adalah sebuah pilihan yang baik. Mana tahu dari kesulitan yang muncul
akan datang ketentuan dari kesulitan yang muncul akan datang ketentuan lain
yang lebih menguntungkan dikemudiannya.
Suatu
ketika dalam kehidupan ini, seseorang memang tidak luput dirundung duka. Pada
suatu saat tertentu deraan musibah hadir dihadapannya terus menggelayut,
menikam qolbunya hingga rapuhlah jiwanya. Buruk sangkapun muncul dihati yan gundah
itu. Masa depan seolah tiada harapan, kehidupan essok sepertinya masalah pun
tak akan habis habisnya. Sebenarnya kesemua itu hanya merupakan sebuah
kecemasan yang sia sia belaka.
Hidayah,
Tuhan. Allah SWT mengingatkan dalam firmannya:” Syaitan
menjajikan (menakut-nakuti) dengan kemiskinan dan membuat kamu dengan kejahatan
(kikir): sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan dari pada-Nyadan karunia. Dan
Allah Maha luas karunia-Nya dan maha mengetahui.” Qs. Al-Baqarah: 268
Sebuah
tipu daya dari syaitan yang terus menerus menggoda sehinga membuat kita
berburuk sangka Buruk sangka sifat yang baik. Malah dapat menguasai diri maka
bukan saja orang lain yang terkena akibatnya saudara seiman pun bisa
terikut jadinya. Padahal sesama saudara seiman diwajibkan
untuk membelanya.
Abu
orang lain yang terkena akibatnya saudara seiman pun bisa terikut
jadinya. Padahal sesama saudara seiman diwajibkan untuk
membelanya.
Abu
Hurairah ra. Mengatakan bahwa Rasulullah SAW bebersabda; “Hati-hati kalian dari
persangkaan yang buruk (zhan) karena zhan itu adalah ucapan yang paling
dusta... janganlah kalian mencari-cari aurat/cacat/cela orang
lain... Janganlah kalian sailng hasad, saling menbelakangi. Jadilah
kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara sebagaimana dia perintakan. Seorang
Muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, maka janganlah ia menzalimi
saudaranya. Taqwa itu di sini, sini. “ Nabi SAW mengisaratkan (menunjuk) ke
arah dadanya... (HR.Al-Bukhari dan Muslim).
"Wahai
orang-orang yang beriman, jauhilah oleh kalian kebanyakan dari
persangkaan (zhan) karena sesungguhnya sebagian dari perasangkaan itu
merupaka dosa.” (Al-Hujurat:12). Dalam firman-nya Allah SWT mencela
orang-orang Badui yang takut berperang ketika mereka diajak untuk keluar besama
pasukan mujahidin yang dipimpin oleh Rasulullah SAW. Orang-orang badui itu
dihinggapi dengan perasangka yang tidak baik tidak turut ke Hudaibiyah.”...Dan
kalian telah menyangka dengan sangkaan yang buruk, kalian pun menjadi kaum yang
binasa.” (Al-farh: 11-12).
Hidayah, Tuhan
Demikian tegasnya ancaman Allah kepada orang-orang yang berprasangka
buruk atas sesuatu yang belum pasti. Bila prasangka baik yang dikedepankan maka
kebaikan Allah telah mendahului anggapan mereka dan kebaikan pula yang
diberikan Allah SWT. Berprasangka baik itu lebih mulia di sisi
Allah SWT. Wallahu’alam.
***)
H.Djuliar rasyid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar