Senin, 01 Desember 2014

BERBAIK SANGKA MENAIKAN DERAJAT

  
 
Hidayah, Tuhan.    Segala sesuatu yang akan terjadi mengenal  kehidupan diri sendiri ataupun  sesuatu yang berhubungan dengan apa saja yang akan mungkin terjadi di dunia ini, sudah tertulis sesuai dengan qadha’ dan qadarnya. Tidak ada yang dapat mereka-reka kemungkinan yang akan terjadi nanti atau esok lusa. Maka dari itu tiadalah guna bertumpang dagu memikirkan kemungkinan keburukan yang akan datang di hadapanmu. Bukankankah dalam sebuah hadist Rasulullah SAW bersabda,” ... ketauhilah bawa apa yang tidak menimpamu, maka tidak akan pernah menimpamu sampai kapanpun.”  Sabda lainnya dari Rasulullah SAW;” Allah tidak akan menentukan qadha bagi hamba – Nya. Kecuali qadha’ itu baik baginya.” (Al Hadist).
Dalam Hadist Qudsi firman Allah SWT mengetengahkan. “Aku, sesuai dengan sangkaan hamba-Ku kepada-Ku.” Baik sangka (husnudzdzon) kepada kemungkinan ketentuan Allah adalah sebuah pilihan yang baik. Mana tahu dari kesulitan yang muncul akan datang ketentuan dari kesulitan yang muncul akan datang ketentuan lain yang lebih menguntungkan dikemudiannya.
Suatu ketika dalam kehidupan ini, seseorang memang tidak luput dirundung duka. Pada suatu saat tertentu deraan musibah hadir dihadapannya terus menggelayut, menikam qolbunya hingga rapuhlah jiwanya. Buruk sangkapun muncul dihati yan gundah itu. Masa depan seolah tiada harapan, kehidupan essok sepertinya masalah pun tak akan habis habisnya. Sebenarnya kesemua itu hanya merupakan sebuah kecemasan yang sia sia belaka.
Hidayah, Tuhan.     Allah SWT mengingatkan dalam firmannya:” Syaitan menjajikan (menakut-nakuti) dengan kemiskinan dan membuat kamu dengan kejahatan (kikir): sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan dari pada-Nyadan karunia. Dan Allah Maha luas karunia-Nya dan maha mengetahui.” Qs. Al-Baqarah: 268
Sebuah tipu daya dari syaitan yang terus menerus menggoda sehinga membuat kita berburuk sangka Buruk sangka sifat yang baik. Malah dapat menguasai diri maka bukan saja orang lain yang terkena akibatnya  saudara seiman pun bisa terikut jadinya. Padahal  sesama saudara  seiman diwajibkan  untuk membelanya.
Abu  orang lain yang terkena akibatnya  saudara seiman pun bisa terikut jadinya. Padahal  sesama saudara  seiman diwajibkan  untuk membelanya.
Abu Hurairah ra. Mengatakan bahwa Rasulullah SAW bebersabda; “Hati-hati kalian dari persangkaan yang buruk (zhan) karena zhan itu adalah ucapan yang paling dusta...    janganlah kalian mencari-cari aurat/cacat/cela orang lain... Janganlah kalian sailng hasad, saling  menbelakangi. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara sebagaimana dia perintakan. Seorang Muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, maka janganlah ia menzalimi  saudaranya. Taqwa itu di sini, sini. “ Nabi SAW mengisaratkan (menunjuk) ke arah dadanya... (HR.Al-Bukhari dan Muslim).
"Wahai  orang-orang yang beriman, jauhilah oleh kalian kebanyakan dari persangkaan (zhan) karena sesungguhnya sebagian dari perasangkaan itu merupaka  dosa.” (Al-Hujurat:12). Dalam firman-nya Allah SWT mencela orang-orang Badui yang takut berperang ketika mereka diajak untuk keluar besama pasukan mujahidin yang dipimpin oleh Rasulullah SAW. Orang-orang badui itu dihinggapi dengan perasangka yang tidak baik tidak turut ke Hudaibiyah.”...Dan kalian telah menyangka dengan sangkaan yang buruk, kalian pun menjadi kaum yang binasa.” (Al-farh: 11-12).
Hidayah,  Tuhan   Demikian tegasnya ancaman Allah kepada orang-orang yang berprasangka buruk atas sesuatu yang belum pasti. Bila prasangka baik yang dikedepankan maka kebaikan  Allah telah mendahului anggapan mereka dan kebaikan pula yang diberikan  Allah SWT. Berprasangka  baik itu lebih mulia di sisi Allah SWT. Wallahu’alam.


***) H.Djuliar rasyid


Tidak ada komentar:

Posting Komentar