Minggu, 21 Desember 2014

DI JERMAN MAKAN BERLEBIHAN DIDENDA


Pendidikan & kisah. Seorang sahabat bernama Suwignyo baru baru ini mendapat kesempatan berkunjung keluar negeri, ia adalah lulusan perguruan tinggi swasta di Jakarta dan bekerja di realstate.
Suatu hari di Kota Berlin, ia bersama rekan yang ikut dalam rombongan, makan di sebuah restoran yang menyuguhkan makanan makanan Asia. Ada Nasi,ada gulai ayam, ada juga daging sapi, kentang goreng dan lauk pauk khas Indonesia. Yang makan di rumah makanan ini, ternyata tidak saja orang asia, tetapi juga orang orang Eropa lainnya yang datang dari penjuru dunia yang melakukan kunjungan wisata di sini.
Singkat Cerita, rombongan Suwignyo pun memesan makanan. Biasalah kalau orang Indonsia biasanya mau makan, sukanya makan ini dan itu. Pesan ayam, pesan gulai, pesan sayur; Lalu ada juga pesan daging dan lain – lain.
Seorang pria tua dan wanita di sampingnya, memandangi pesanan Suwignyo saat di hidangkan. Ia seperti terheran-heran dengan banyak ragam pesan lauk pauk rombongan. Seorang sahabat bernama Rizal, sempat mengemukakan ungkapan,”Kenapa pak?” katanya, tetapi dengan nada yang bersahabat, Jawaban pria Jerman itu,” Banyak sekali pak pesanan nya,” ujar nya memakai bahasa inggris. “Seorang sahabat lain dari lima orang rombongan Suwignyo, menimpali,” Terserah kami pak, duit kan duit kami. Mau pesen banyak itu hak kami,” ujar Irwan, yang memang orangnnya sedikit ceplas ceplos.
Pendidikan & kisah.  Tiba tiba wanita yang di sampingpria itu, mengangkat telepon genggamnya dan matanya agak melotot tak bersahabat kepada para sahabat itu. Kawan –Kawan Suwignyo hanya senyam-senyum dan mulai menyantap hidangan.
Tiba tiba seorang polisi pria tegap yang mengaku dari satuan sekuritas sosial, berdiri di samping meja makanan suwignyo cs. Sembari mengeluarkan notes dan menulis sesuatu. Ia tak bnyak bicara, langsung menyobek kertas dan memberikannya kepada Wignyo yang saat itu lebih dekat dengan polisi pria tersebut.
Pendidikan & kisah.  Ketika membaca tulisan itu, ternyata adalah surat semacam tilang pada setiap orang yang makan berlebih lebihan. Di atasnya tertera angka Euro 50 kepada kami. Lalu dia menjelaskan, bahwa wanita tua itu telah menelepon kantornya, yang menyatakan bahwa ada sekelompok pria yang makan dengan hidang yang berlebih lebihdan. Dan makanan itu pun tampak tersisa.
Suwignyo memandang wanita dan pria tua itu. Ia saksikan memang hanya ada dua piring berisi lauk seadanya dimeja mereka. Polisi dari sekuritas  sosial itu sambil menerangkan, bahwa di Berlin atau di hampir semua daerah di Jerman, tidak diperkenankan orang-orang makan dengan jumlah yang banyak yg membuat mubazir, seperti yang dilihat rombongan Suwignyo.
Pria dan wanita tua itu menggambarkan makan orang disana,ketika, melihat ke kiri dan kanan, ternyata semua orang makan hanya memesan yang dibutuhkan. Dan semua dihabiskan sehingga tak tersisa.
Begitulah di Jerman sebuah negara yg matoritas beragama bukan Islam, orang-orangnya juga terbilang memiliki kemampuan ekonomi yang mapan, apalagi negara itu adalah negeri industri yang maju. Bukan seperti orang kita yang selalu memamerkan kekayaan atau kehebatannya hingga seperti rombongan Suwignyo yang makannya mubazir.
Ia pun keluar dari restoran itu bersama sahabat lainnya sembari membayar makanan pesanannya berikut denda Euro 50. Rombongan itu  terdiam dan hanya bisa menahan malu, kepada semua tamu yang ada direstoran itu yang  memandangi mereka.  (semoga ini menjadikan Pendidikan & Kisah yang sangt berharga)



***) eddy siswanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar