Senin, 08 Juni 2015

HIKMAH PENCIPTAAN IBLIS & SETAN

Pakar Quran Prof Quraish mengagumi karya Taufiq al-Hakim yang berjudul asy-Syahid.  Sastrawan mesir kontemporer ini menggambarkan peranan Iblis di pentas kehidupan.
Menurut Prof Quraish, Al hakim menggambarkan iblis berkunjung kepada pemuka-pemuka agama yang melaknat dan mengutuknya supaya mereka memberi saran agar tobatnya dapat diterima Allah.  Semua pemuka agama tidak mengetahui bagaimana menghadapi permintaannya dan apa yang harus mereka lakukan. 
Pasalnya, jika tobat iblis diterima, apa jadinya dan bagaimana kesudahan kepercayaan tentang dosa warisan dan jalan keselamatan yang merupakan dampak dari dosa iblis, Begitu pikir pendeta Kristen. Rabi Yahudi pun tidak berdaya karena pada benaknya berkata: Bila tobat Iblis diterima, di mana lagi tempat orang-orang Yahudi yang merupakan bangsa pilihan Tuhan. Di antara bangsa-bangsa lain yang di sesatkan iblis?
Imam besar Islam pun tidak berdaya karena kalu tobat iblis diterima bagaimana jadinya perintah ber-ta’awwwudz (memohon perlindungan Allah dari setan terkutuk). Mendengar semua itu iblis berteriak: “Eksistensinya saya diperlukan untuk wujudnya kebaikan; jiwa saya yang penuh kegelapan harus terus demikian agar dapat merefleksikan cahaya Ilahi” Tulis Prof Quraish mengutip karya Taufiq al-Hakim.
Selanjutnya, Iblis menangis maka berjatuhanlah meteor-meteor menimpa kepala hamba-hama Tuhan. Malaikat jibril melarang Iblis menangis. Iblis dengan putus asa turun ke bumi dan ketika itu keluarlah dari dadanya embusan napas yang selama ini tertahan, diikuti gemanya secara serentak oleh bintang-bintang dan benda-benda langit memperdengarkan ucapan: “Sayalah yang syahid. . .  sayalah yang syahid.”
Menurut Prof Quraish, kalau Taufiq al-Hakim dalam ilustrasinya menunjukkan keniscayaan wujud iblis paling tidak dalam rangka keberagamaan.
 
Pakar Prof Qurais menyampaikan bahwa pakat Mesir kenamaan Abbas Al-‘Aqqad menunjukkan keniscayaan setan dalam kedurhakaan. Iustrasi Al-‘Aqqad membuktikan bahwa keinginan Iblis untuk bertobat seperti dilukiskan Taufiq al-Hakim, walaupun seandaninya dikabulkan Tuhan, tidak akan dapat berhasil.
 
Seorang setan pemula jenuh dengan kehidupan ala setan yang penuh dengan kedurhakaan. Ia tidak lagi berminat merayu dan menggoda manusia, setelah melihat sikap dan keadaan manusia yang taat dan yang durhaka hampir-hampir sama saja. Allah menerima tobatnya dan setan pemula itu dimasukkan ke surga.”
Tetapi dasar setan ia kembali jemu dengana aneka kenikmatan surgawi, tasbih, dan tahmid, serta ibadah yang dilakukannya di sana. Ia mengharap dapat menuju ke hadirat Tuhan karena tidak dapat melihat kesempurnaan Tuhan tanpa menuntut-Nya. Dengan demikian, di surga pun ia durhaka dan membangkang.

Akibat kedurhakaannya, Allah mengubah tubuhnya menjadi batu. Di sini sekali lagi dasar setan ia menggoda manusia dengan keindahan yang terpancar melalui patung-patung aneka seni,” tulis Prof Quraish mengutip karya al-‘Aqqad. “Itulah ilustrasi dua sastrawi Mesir kontemporer.” Tulis Quraish 
(Da'wah, hidayah, keyakinan, sabar, syukur, takwa, pendidikan., )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar