(Yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan
berbaring ... (QS Ali Imran 191).
Zikir atau mengingat Allah merupakan aktivitas yang dilakukan
terutama oleh hati dan lisan berupa tasbih atau menyucikan Allah Ta'ala,
memuji, dan menyanjung-Nya, menyebutkan sifat-sifat kebesaran dan keagungan
serta keindahan dan kesempurnaan-Nya.
Zikir telah menjadi kebiasaan kaum Muslimin dalam mengarungi
kehidupan sehari-hari atas dasar kesadaran bahwa itu merupakan perintah Allah
dan rasul-Nya.Rasulullah menyebut orang yang tidak mengingat Allah sebagai
orang yang mati, "Perumpamaan orang-orang yang zikir kepada Allah dengan
yang tidak adalah seperti orang yang hidup dengan yang mati," (HR
Bukhari).
Banyak sekali perintah Allah dan rasul-Nya untuk berzikir di
antaranya QS Al Baqoroh: 152. Rasullah bersabda, "Ada dua kalimat yang
ringan diucapkan lisan, tetapi berat dalam timbangan dan disukai oleh Allah
yaitu, Subhanallahi wabihamdihi, subhanallahil azhim." Dalam hadis
lain, “Zikir yang paling utama ialah La ilaha ilallah, sedangkan doa yang
paling utama ialah Alhamdulillah." (HR Nasai).
Keutamaan zikir tidak terbatas pada tasbih, tahlil, tahmid, dan
takbir. Setiap orang yang beramal karena Allah, demi menaati perintah-Nya maka,
ia disebut zikir kepada Allah SWT. Demikian yang dikatakan oleh Said bin Zubair
ra dan ulama lainnya.
Atha ra berkata, "Majelis zikir adalah majelis halal dan
haram yang membahas bagaimana Anda menjual dan membeli, shalat, shaum, menikah,
bermuamalah, dan pergi haji." Rasulullah bersabda, "Jika kamu lewat
taman-taman surga hendaklah kamu ikut bercengkrama!" Mereka bertanya,
"Apa taman-taman surga itu, Ya Rasulullah?"
Beliau menjawab, "Halaqoh-halaqoh dzikir, karena
sesungguhnya Allah SWT mempunyai malaikat yang berkeliling
mencari halaqoh-halaqoh zikir, apabila mereka mendatangi orang-orang yang
berzikir tersebut akan berhenti dan melingkari mereka". (HR Tirmidzi).
Ibnu Mas'ud ra jika mengucapkan hadis ini, berkata, "Aku
tidak maksudkan itu halaqoh-halaqoh yang membahas kisah-kisah, melainkan
halaqoh yang membahas fikih." Diriwayatkan oleh Anas ra bahwa maknanya
begitu juga.
Dengan demikian, zikirnya seorang Muslim dalam kondisi saat ini
adalah tidak sebatas pada ucapan-ucapan tasbih, takbir, tahmid, dan istigfar,
tapi yang lebih penting adalah bagaimana kita dalam setiap aktivitas kita
senantiasa terikat pada perintah dan larangan Allah SWT.
Apalagi dalam kondisi yang serba semrawut dan penuh
ketidakjelasan seperti sekarang ini, di mana krisis yang tak kunjung berakhir,
kerusuhan, teror, huru-hara, dan pemaksaan kehendak masih terus menghantui dan
membayangi kehidupan kita.
Sudah sepatutnya kita lebih mempergiat aktivitas berzikir.
Karena pada hakikatnya semua musibah yang menimpa kita adalah cobaan, ujian,
sekaligus azab dari Allah lantaran perbuatan kita sendiri yang tidak bertahkim
dan mengatur segala aspek kehidupan kita dengan apa yang diturunkan Allah yaitu
Islam.
Allah SWT berfirman: Telah banyak kerusakan di darat dan di
laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka
sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang
benar (Islam). (QS Ar-Ruum: 41).
***) Tito Adi Dewanto—(Pusat Data Republika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar