Kamis, 21 Januari 2016

KEDUDUKAN BERBICARA

Ada pelajaran menarik yang bisa dipetik dari film pendek berjudulMakna Kekuatan Kata-Kata yang bisa kita saksikan melalui Youtube. Film itu bercerita tentang seorang pengemis buta yang mencari nafkah di trotoar jalan. 
Untuk mendapat simpati dan belas kasihan, pengemis itu menuliskan kalimat
 Saya orang buta, tolonglah saya pada kertas karton. Tulisan itu ternyata tak banyak menarik perhatian orang-orang yang lewat. 
Hanya sedikit orang berlalu-lalang yang memberi uang recehan bagi pengemis itu. Kemudian lewatlah seorang perempuan muda di depan pengemis itu. Setelah beberapa langkah melewati pengemis buta, perempuan muda itu balik lagi dan mendekati pengemis itu.
 
Ia lalu mengambil kertas karton yang berada di samping si pengemis buta. Perempuan itu lalu membalikkan kertas karton tersebut dan menulis sebuah kalimat,
 Hari yang indah, namun aku tidak dapat melihatnya. 
Apa yang terjadi setelah kalimat itu dipajang di dekat pengemis itu? Tanpa diduga, kalimat itu berhasil menyentuh hati setiap orang yang melintas di depan pengemis itu. Orang-orang pun memberikan uang koinnya kepada pengemis tersebut.
 
Tentu saja, pengemis buta keheranan. Tak lama kemudian si perempuan muda datang lagi dan memberi tahu mengapa orang-orang mau memberikan uang koinnya pada sang pengemis.
 
Bagi saya, cerita yang disajikan dalam film pendek itu begitu menarik. Pasalnya, cerita itu ditutup dengan ungkapan, “
Change your word, change your world” (mengubah kata-katamu akan mengubah duniamu). 
Kata-kata, baik lisan maupun tulisan, akan membangun dunia kita, baik dunia subjektif (batin) maupun dunia objektif (lahir/lingkungan). Seseorang yang biasa berkata baik, hidupnya akan baik. Begitu pula sebaliknya.
 
Ketika kita berkata jujur, dunia batin akan tenteram dan secara lahir keberadaan kita akan diterima dengan baik oleh lingkungan. Sebaliknya, ketika kita berkata bohong, apalagi bohong sudah menjadi gaya hidup, dunia batin kita akan senantiasa resah-gelisah dan biasanya lingkungan pun menolak kita.
 
Dengan kata lain, kata-kata ikut menentukan nasib kita. Biasa berkata baik akan membuat nasib kita menjadi baik. Pun sebaliknya.
 
Rasulullah SAW bersabda, “
Hendaklah kamu bersikap jujur karena kejujuran mengantarkan kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan mengantarkan kepada surga. Sesungguhnya jika seseorang berlaku jujur dan memilih kejujuran, dia akan ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Jauhilah oleh kalian berbuat dusta karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan dan kejahatan mengantarkan seseorang ke neraka. Dan jika senantiasa berdusta dan memilih kedustaan, seseorang akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta. 
Allah SWT telah mengingatkan kita akan pentingnya berkata baik dan benar. Setidaknya ada dua janji Allah bagi orang biasa berkata baik dan benar. Pertama, Sang Khalik akan membantu menyelesaikan urusan dunia kita. Kedua, Allah akan mengampuni dosa-dosa kita.
Sebagaimana firman-Nya dalam surah Al-Ahzab ayat 70-71. Tidak hanya Allah SWT yang mengingatkan pentingnya berbicara yang baik, Rasulullah SAW pun mengingatkan hal yang sama. Beliau bersabda, “Bicaralah yang baik atau diam. 
Bahkan, menurut orang Arab, “
Salaamatu al insaan fii hifzhi al lisaan(Keselamatan manusia sangat bergantung pada kemampuan menjaga lisan (perkataan).” 
Begitulah kedudukan berbicara dalam ajaran Islam. Menurut Islam, berbicara tidak hanya memiliki dampak dunia, tetapi juga akhirat. Jika kita membiasakan bicara yang baik, dunia dan akhirat kita akan baik. Dan sebaliknya.
 Wallahu a'lam.


***) Karman  Republika Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar