Mukmin yang berakhlak baik. Rasulullah SAW bersabda,
"Orang mukmin yang pa ling sempurna imannya adalah mukmin yang paling baik
akhlaknya." (HR Abu Hurairah).
Al-Ghazali dalam kitabnya, Ihyaa'
`Uluumuddiin, mendefinisikan akhlak sebagai "sifat-sifat yang
telah tertanam dalam jiwa, yang darinya timbul perbuatan-perbuatan atau
perilaku dengan mudah, tanpa memerlukan terlebih dahulu pertimbangan
pikiran".
Perilaku yang menjadi-menjadi kebiasaan adalah wujud
akhlak yang zahir, sedangkan perilaku yang membentuk karakter adalah wujud
akhlak yang batin (Fathuddin, 2008).
Tanpa karakter atau akhlak, peradaban suatu bangsa akan
rusak dan merusakkan. Bangsa Arab di zaman Jahiliyah mencerminkan potret bangsa
tanpa karakter. Perjudian, perbudakan, perzinaan, budaya mabuk-mabukan sangat
merajalela. Revolusi karakter terjadi di bangsa Arab lewat ikhtiar memperbaiki,
mengubah, dan membangun akhlakul karimah di tengah-tengah masyarakat.
Dengan akhlaknya yang agung (QS al-Qalam: 4), Rasulullah
SAW tampil sebagai pendidik karakter yang mengubah wajah bangsa Arab yang
Jahiliyah menjadi bang sa yang berperadaban. Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya aku diutus Allah ke dunia, tiada lain untuk me ngubah dan
membangun masyarakat dengan akhlak yang mulia." (HR Ahmad).
Kini, perilaku Jahiliyah terjadi di Indonesia. Tiada hari
tanpa kabar kekerasan dan pembunuhan, pemerkosaan, perzinaan, penipuan,
pelanggaran hukum, dan perilaku menyimpang lainnya. Institusi pendidikan kerap
melahirkan orang terpelajar, tapi lemah budi pekerti.
Orang cerdas, orang kaya, yang punya jabatan dan
kekuasaan, banyak tidak tampak karakternya. Semakin cerdas, semakin kaya,
semakin tinggi kedudukan, ternyata ber potensi semakin mematikan karakter.
Itulah persoalan kita.
Mengajarkan karakter itu mudah karena hanya menyam paikan
pengetahuan. Namun, mendidik karakter dan ber perilaku baik, itulah yang
tersulit. Karakter hanya bisa di ajarkan oleh pendidik, bukan pengajar.
Pendidik karakter terbaik adalah orang bertakwa.
Orang bertakwa memiliki kesadaran moral dan keimanan yang
mantap. Hal tersebut tecermin dalam perilakunya yang mulia dan memberikan
manfaat kepada orang lain. Pendidik karakter itu jujur hatinya dan benar
ucapannya (QS al-Baqarah: 177), orang yang bisa mengemban amanah dan menepati
janji (QS al-Mu'minun: 8), bersikap istiqamah dalam kesabaran (QS Yusuf: 90),
mampu menaklukkan hawa nafsu dan berjiwa pemaaf (QS Ali Imran: 134), serta
sosok yang mudah dinasihati dan cepat sadar kalau berbuat keliru (QS Ali Imran:
135).
(Da'wah, hidayah, hikmah, pendidikan, sabar, syukur, )
***) Asep Sapat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar