Kini kita telah
berada di bulan Rabiul Awal. Pada bulan ini kaum Muslimin selalu memperingati
hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Momentum peringatan ini hendaknya dijadikan
sarana untuk evaluasi diri, sejauh mana upaya kita untuk meneladani keluhuran
akhlak Nabi SAW.
Jangan sampai setiap tahun kita memperingati maulid Nabi
SAW, tetapi akhlak kita masih jauh dari apa yang diteladankan olehnya. Sungguh,
dalam diri Nabi terdapat teladan yang baik (QS al-Ahzab [33]: 21).
Ketika Rasulullah SAW disakiti oleh orang-orang yang
menentangnya, beliau tidak pernah membalasnya. Rasul menghadapinya dengan penuh
kesabaran. Setiap kali Rasulullah melintas di depan rumah seorang wanita tua,
beliau selalu diludahi oleh wanita tua itu.
Suatu hari, saat Rasulullah SAW melewati rumah wanitu tua
itu, beliau tidak bertemu dengannya. Karena penasaran, beliau pun bertanya
kepada seseorang tentang wanita tua itu. Justru orang yang ditanya pun malah
heran, mengapa Rasulullah menanyakan kabar tentang wanita tua yang telah
berlaku buruk kepadanya.
Setelah Rasulullah mendapatkan jawaban, wanita tua yang
biasa meludahinya itu ternyata sedang sakit. Bukannya gembira, justru beliau
memutuskan untuk menjenguknya. Wanita tua itu tidak menyangka jika Rasulullah
mau menjenguknya.
Bahkan, ketika si wanita tua itu sadar bahwa manusia yang
menjenguknya adalah orang yang selalu diludahinya setiap kali melewati depan
rumahnya, si wanita tua itu pun menangis di dalam hatinya, "Duhai, betapa
luhur budi manusia ini. Kendati tiap hari aku ludahi, justru dialah orang
pertama yang menjengukku kemari.
"Dengan menitikkan air mata haru dan bahagia, si
wanita tua itu lantas bertanya, "Wahai Muhammad, mengapa engkau
menjengukku, padahal tiap hari aku meludahimu?" Rasulullah menjawab,
"Aku yakin engkau meludahiku karena engkau belum tahu tentang kebenaranku.
Jika engkau telah mengetahuinya, aku yakin engkau tidak akan melakukannya.
"Mendengar jawaban bijak dari Rasulullah, wanita tua
itu pun menangis dalam hati. Dadanya sesak, tenggorokannya terasa tercekat.
Kemudian dengan penuh kesadaran, ia pun berkata, "Wahai Muhammad, mulai
saat ini aku bersaksi untuk mengikuti agamamu.
" Lantas, wanita tua itu pun mengikrarkan dua
kalimat syahadat, "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah." Subhanallah.Demikianlah
sebagian kisah manusia agung, Nabi Muhammad SAW. Masih banyak kisah lainnya
yang hendaknya terus digali, disosialisasikan, diteladani, dan diejawantahkan
di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Wallahu a'lam.
(Da'wah, hidayah, hikmah, keyakinan, sabar, syukur, takwa, )
***)Imam Nur Suharno
Tidak ada komentar:
Posting Komentar