Banyak cara dilakukan orang untuk menumbuhkan dan
mempererat tali persaudaraan. Sekalipun pada dasarnya manusia adalah satu
moyang, yakni Adam dan Hawa, namun perselisihan dan konflik tak jarang terjadi
dalam kehidupan mereka. Itu sebabnya, diperlukan sarana untuk mempersempit
bahkan menghilangkan peluang terjadinya konflik dan perpecahan di antara sesama
umat manusia.
Salah satu media untuk merajut kembali kekerabatan dan
mencegah terjadinya konflik itu adalah sesering mungkin melakukan komunikasi
satu dengan lainnya. Dalam bahasa Alquran, hal ini dikenal dengan istilah
'silaturahmi' atau silaturrahim.
Banyak ayat Alquran maupun Hadis yang menggambarkan
bagaimana pentingnya silaturahmi. Dalam surat An-Nisaa' ayat 1 disebutkan kata
'arham'. Arham di sini ditujukan kepada segenap manusia agar bertakwa.
''Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri
dan daripadanya diciptakan pasangannya dan dari keduanya Ia
memperkembangbiakkan sebanyak-banyaknya, laki-laki dan
perempuan. Bertakwalah kamu kepada Allah, yang dengan nama-Nya kamu
meminta dan (hormatilah) rahim (yang mengandung kamu)...''
Arham adalah kata jamak dari rahim, dan kata dasarnya
adalah rahima-yarhamu-rahiman, yang berarti 'kasih sayang', 'lembut hati',
'karunia', dan secara tersirat terdapat arti 'maaf', serta 'penuh kasih sayang'
yang merupakan salah satu sifat Allah.
Manusia semua, laki-laki dan perempuan, adalah berasal
dari rahim seorang ibu, yaitu Siti Hawa. Ini membawa makna bahwa semua manusia
itu pada hakikatnya bersaudara. Dalam Alquran ditegaskan: Hai manusia,
sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal
mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antaramu di sisi
Allah adalah orang yang paling bertakwa di antara kamu (Al-Hujurat: 13).
Tradisi silaturahmi yang dijalankan umat Islam kini, didahului oleh tiga macam
ibadah: puasa Ramadhan, shalat Id, dan mengeluarkan zakat fitrah. Semua ini
diharapkan dapat memberi kesadaran yang lebih intens dalam hidup
kerohanian.
Allah SWT menegaskan: Dan balasan atas suatu kejahatan
adalah kejahatan yang serupa. Maka, barangsiapa memaafkan dan berbuat baik,
maka pahalanya atas (tanggungan) Allah... (QS.42: 40). Jadilah engkau seorang
pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan kebaikan, dan berpalinglah dari
orang-orang yang bodoh (QS. 7: 199). Selain Alquran, juga banyak Hadis yang
menyatakan betapa perlunya saling memaafkan dan bersilaturahmi. Pahala memberi
maaf sewaktu kita mampu sangat besar, kata Nabi.
Sumber :
Pusat Data Republika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar