Penyakit hati yang dinamakan iri dan
dengki hampir sama umurnya dengan sejarah peradaban manusia. Kejadian di awal
zaman Nabi Adam, yaitu pertengkaran dan pertumpahan darah antara Habil dan
Qabil bermuasal dari penyakit hati ini atau hasutan (provokasi) yang sangat
menyesatkan dari setan.
Penyakit iri dan dengki ini sangat merusak diri sendiri,
orang lain, dan masyarakat. Karena penyakit hati ini dapat menjangkit siapa
pun. Bila dibiarkan bercokol dalam waktu lama, penyakit ini dapat menimbulkan
sikap yang destruktif bagi pengembangan kepribadian.
Pernahkah kita berpikir dan bertindak untuk selalu syukur
dan senang bila ada orang lain mendapat sukses atau kenikmatan? Bila tidak,
kita perlu membiasakannya.
Rasulullah mengatakan bahwa menjadi manusia baik adalah
manusia yang bermanfaat bagi lingkungannya. Artinya manusia harus bersikap
inklusif dan peka terhadap lingkungan, baik sosial maupun alam, dan tidak
bersikap eksklusif untuk kepentingan dirinya saja.
Barangkali perlu dibiasakan dalam pergaulan sehari-hari
untuk selalu terampil dalam memberi nilai-nilai positif bagi orang lain, dan
dicegah kecenderungan untuk memberi nilai-nilai negatif bagi seseorang yang
didasarkan oleh rasa subjektivitas.
Seorang yang telah beriman dan yakin menyatakan tiada
ilah selain Allah, sepatutnya menampakkan keimanannya itu dalam setiap tindak
tanduk pergaulan. Dia terus berupaya terus menjaga perilakunya itu sebagai
suatu kebiasaan baik yang bernuansa Islami.
Contohnya, keimanan terhadap takdir ditunjukkan dalam
bersikap gembira dan bersyukur pada Allah, bila mendengar ada orang lain yang
mendapat kesuksesan atau rezeki halal. Demikian pula memberikan empati bagi
yang mendapat musibah atau kesulitan hidup, dan akan lebih bagus lagi bila
langsung memberikan pertolongan yang bersifat finansial agar mereka langsung
dapat memanfaatkannya.
Pola kebiasaan inilah yang harus ditumbuhkembangkan terus
sebagai bagian dari sikap dan gaya hidup manusia Muslim, baik dalam berbagai
profesi, kesempatan maupun urusan kenegaraan. Insya Allah perbuatan sekecil
apapun bila dilakukan dengan ikhlas karena Allah, akan selalu mendapat ganjaran
hikmah di dunia maupun di akhirat.
Sumber :
Pusat Data Republika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar