Selasa, 22 Maret 2016

RASULULLAH PUN BISA LUPA

Mengutip salah satu hadis dari kitab al-Muwattha'(karya Imam Malik), Ibnu Taymiyyah mengungkapkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah lupa.
Pernyataan ini sejalan dengan kisah yang termuat dalam kitab Minhaj al-Sunnah jilid 1. Di situ diceritakan bahwa saat shalat wajib empat rakaat, Nabi lupa menunaikannya dengan jumlah rakaat berlebih. Hanya, tidak ditegaskan apakah shalat wajib empat rakaat itu Zhuhur, Ashar, atau Isya.
Selesai shalat, beberapa sahabat bertanya, ''Wahai Rasulullah, apakah memang ditambah rakaat dalam shalat itu?'' Nabi balik bertanya, ''Apa yang terjadi?'' Mereka menjawab, ''Engkau ya Rasulullah, melakukan shalat lima rakaat.'' Maka, dengan amat bijaksana Rasulullah SAW menjawab, ''Sesungguhnya aku hanyalah manusia. Aku dapat lupa, sebagaimana kamu semua dapat lupa. Maka jika aku lupa, ingatkanlah aku.'' (HR Bukhari-Muslim dalam kitab al-Shahihayn).
Hadis tersebut menjelaskan, kelupaan Nabi ini merupakan sifatnya sebagai manusia biasa. Bukan berarti lupa yang ada pada diri Nabi itu merupakan sesuatu yang rutin. Ini hanya "pelajaran" untuk menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah manusia seperti kita. Beliau makan, minum, beristri, bekerja, dan sebagainya. Sifatnya ini disebut basyariah (kemanusiaan) Nabi.
Nabi yang merupakan seorang pemimpin meminta para sahabatnya untuk segera mengingatkan jika beliau lupa. Saat ini, banyak sekali pemimpin kita yang terkena penyakit lupa. Saat berkampanye, mereka mengumbar janji. Namun, setelah terpilih, ia seolah-olah melupakan janjinya. Masyarakat yang sudah telanjur memegang janji pun menjadi kecewa. Maka, wajar jika masyarakat kemudian mencoba mengingatkan pemimpinnya lewat dialog ataupun unjuk rasa.

Sumber : Pusat Data Republika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar