Jumat, 09 Januari 2015

JANGAN PAKSA GUNAKAN ATRIBUT AGAMA


toleransi, takwa., keyakinan.     Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta kepada masyarakat Indonesia untuk bersikap bijak saat menghadapi hari besar keagamaan. Menag meminta jangan ada pemaksaan seseorang menggunakan atribut yang bukan dianutnya.
“Masing-masing kita dituntut untuk dewasa dan bijak untuk tidak menuntut, apalagi memaksa seseorang menggunakan pakaian atau atribut agama yang tidak dianutnya,” Ujar Menag.
Menag mencontohkan, seorang Muslim tidak usah dituntut menggunakan kalung salib atau topi Sinterklas demi menghorati Hari Natal. Sebaliknya, perempuan non-Muslim tidak perlu dipaksa berhijab demi menghormati Idul Fitri.
toleransi, takwa., keyakinan.     Pernyataan Menag mengklarifikasi apa yang dikatakan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama Machasin sebelumnya. Machson mengungkapkan, Muslim tak dilarang ntuk mengenakan atribut Natal demi kepentingan bisnis.
“Kalau untuk kepentingan bisnis. Bukan masalah. Seperti pada hari raya Islam saja, misalnya, banyak non-Muslim di televisi yang ikut memakai atribut Islam.” Dia pun tidak mempermasalahkan saat karyawan perusahaan, seperti di pusat-pusat perbelanjaan atau mal yang disuruh majikannya untuk mengenakan atribut Natal. “Asalkan, tidak mengubah keyakinan iman dia sebagai seorang Muslim.”
Kita lihat atributnya apa dulu, tujuannya apa dulu. Harusnya hanya memakai seragam yang ada,” Ujar Sekjen Kemenag. Dia sepakat solidaritas dalam beragama itu perlu dilakukan. Meski demikian, ungkapnya, hal tersebut tidak harus dengan memakai atribut agama lain, seperti pakaian Sinterklas dan lainnya.
Pimpinan pondok Pesantren Daarul Qur’an Yusuf Mansur mengatakan, toleransi umat beragama cukup dilakukan dengan cara menghormati dan menghargai sesuai dengan batasan akidah agama yang diyakini. Toleransi, ujarnya, dapat dilakukan tanpa harus menjadi bagian dari mereka yang memeluk agama lain.

“Selalu ada cara untuk berteman, berkawan, berkeluarga, satu atap, Indonesia, dengan kawan-kawan yang lain tanpa perlu jadi bagian akidah mereka. I’m to leraner.

***)republika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar